BERITARAKYATINDONESIA.COM – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tingkat Kabupaten Mukomuko pada tahun 2022 kali ini dilaksanakan di halaman Pondok Pesantren Raudatunnajah Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko. Bertindak sebagai pembina upacara adalah Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu, Dr. H. Rosjonsyah Syahili Sibarani, S.I.P., M.Si. dengan petugas upacara dari kalangan santri asal Pondok Pesantren Raudatunnajah.
Dalam kondisi cuaca yang cerah, upacara dimulai pada pukul 07:30 WIB, Sabtu (22/10/2022), dengan melaksanakan rentetan seremonial hingga pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta, pembacaan teks Undang-Undang 1945, dan Ikrar Santri.
Pembacaan ikrar santri tersebut diikuti oleh seluruh santri peserta upacara. Sebagai santri NKRI, diikrarkan saat itu bahwa santri Kabupaten Mukomuko berpegang teguh pada akidah, ajaran, nilai, dan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah; bertanah air satu, tanah air Indonesia; berideologi negara satu, ideologi Pancasila; berkonstitusi satu, Undang-Undang Dasar 1945; dan berkebudayaan satu, Bhinneka Tunggal Ika.
“Pantang menyerah, pantang putus asa, serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang merongrong Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang didasari semangat Proklamasi Kemerdekaan dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama,” seru seluruh santri peserta upacara pada poin kelima ikrar santri.
Kakan Kemenag Kabupaten Mukomuko, Widodo S.HI Saat ditemui awak media seusai acara upacara mengungkapkan dalam momen Hari Santi Nasional ini menjadi langkah untuk menjaga martabat kemanusiaan atau hifdzunnafs adalah salah satu tujuan diturunkannya agama di muka bumi (maqashid al-syariah). Tidak ada satu pun agama yang menyuruh pemeluknya untuk melakukan Tindakan yang merusak harkat dan martabat manusia.
“Sebagai insan yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama, santri selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Santri senantiasa berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama. Apalagi di tengah kehidupan Indonesia yang sangat majemuk. Bagi santri, menjaga martabat kemanusiaan juga berarti menjaga Indonesia,” kata Kemenag.
Upacara berlangsung dengan lancar dan khidmat. Tahun ini pelaksanaan upacara HSN disirami cahaya matahari yang cerah, tidak seperti 3 tahun sebelumnya di mana upacara dilaksanakan dalam cuaca mendung dan tak lama kemudian hujan turun. (AE/7).