Bengkulu Tengah – Pemerintah Desa Talang Tengah 1 Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah melaksanakan kegiatan Rembuk Stunting dan Musdes RKPDes Tahun 2023 yang dilaksanakan di Gedung Serba Guna pada hari Senin pukul 09.30 wib (12/09/2022).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Camat Pondok Kubang Aminnudin, Kepala Desa Suardi, Ketua BPD, Pendamping Desa Robi Ardian, Pendamping Desa Azmi Novi Kulhuda, anggota
Bpd, perangkat desa, Ahli Gizi dari Puskesmas Tanjung Dalam M.Aziz Sidiq dan Ani Afriza, Bidan Desa Eka Sugiarti, Kesling dari Puskesmas Tanjung Dalam Risna Yudha, Sri Mulyani dari PLKB Pusling Bentiring, Khatib Dayan, Para Kader Posyandu dan PKK Desa Talang Tengah 1 dan masyarakat Desa Talang Tengah 1.
Camat Pondok Kubang Bapak Aminnudin menyampaikan kata sambutan dan langsung membuka secara resmi kegiatan Rembuk Stunting dan Musdes RKPDes Tahun 2023.
Selanjutnya penyampaian pemaparan tentang Stunting dari Pendamping Desa Robi Ardian. Pendamping Desa menyampaikan bahwa perpanjangan tangan dari masyarakat yakni penyampaian aspirasi masyarakat melalui kegiatan Posyandu. Dilanjutkan pemaparan dari Ahli Gizi dari Puskesmas Tanjung Dalam Aziz Sidiq . Beliau menyampaikan bahwa Stunting harus dicegah dari calon pengantin. Dari Kesling menambahkan bahwa jamban sehat dan air bersih sangat berperan penting dalam hal penanganan Stunting ini. Serta Ibu Sri Mulyani dari PLKB Pusling Bentiring juga memaparkan bahwa penanganan Stunting ini harus di Stunting ini harus dicegah dari hulunya.maksudnya dari calon pengantin nya harus dipastikan sehat dan gizi tercukupi. Karena Stunting 8ni bukan di tangani setelah lahir, tetapi harus kita tangani mulai dari calon pengantin yang akan menikah harus kita periksa terlebih dahulu kesehatannya.
Kegiatan rembuk stunting ini berfungsi sebagai forum musyawarah antara kader kesehatan, PAUD, masyarakat Desa dengan pemerintah Desa dan BPD untuk membahas pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di Desa khususnya stunting dengan mendayagunakan sumber daya pembangunan yang ada di Desa.
Penatalaksanaan stunting meliputi perbaikan nutrisi, mengatasi infeksi dan penyakit kronis yang ada, perbaikan sanitasi dan lingkungan, serta edukasi ibu atau pengasuh utama tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
Belakangan ini kita sering mendengar tentang Stunting dan sering dibicarakan oleh ibu-ibu yang memiliki anak balita. Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan pendek adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Singkatnya stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting.
Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat penting (severety stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) dan tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku. menunjukkan angka yang cukup menggembirakan terkait masalah stunting.
Sebelum membicarakan lebih jauh tentang upaya pencegahan stunting yang dapat kita lakukan, sebaiknya kita juga mengetahui tentang penyebab stunting itu sendiri. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Beberapa penyebab stunting sebagai berikut :
Sasaran ibu hamil dilakukan melalui perlindungan ibu hamil terhadap kekurangan zat besi, asam folat, dan kekurangan energi dan protein kronis; perlindungan terhadap kekurangan iodium, dan perlindungan terhadap malaria.
Sasaran ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan, dilakukan melalui dorongan pemberian IMD/Inisiasi menyusui dini (pemberian kolostrum ASI), memberikan edukasi kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif, pemberian imunisasi dasar, pantau tumbuh kembang bayi/balita setiap bulan, dan penanganan bayi sakit secara tepat
Sasaran ibu menyusui dan Anak usia 7- 23 bulan, dilakukan melalui dorongan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian Makanan Pendamping-ASI (MP-ASI), penyediaan dan pemberiaan obat cacing, pemberiaan suplementasi zink, fortifikasi zat besi ke dalam makanan, perlindungan terhadap malaria, pemberian imunisasi, pencegahan dan pengobatan diare.
Stunting yang terjadi pada tahap awal kehidupan atau usia dini dapat menyebabkan dampak merugikan bagi anak, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Khususnya, jika gangguan pertumbuhan dimulai pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan yang dihitung sejak konsepsi) hingga usia dua tahun. Pada dasarnya stunting pada balita tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dilakukan upaya untuk perbaikan gizi guna meningkatkan kualitas hidupnya. Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan. Pencegahan stunting yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut :
1.Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Ibu yang sedang mengandung agar selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat.
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
4. Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
5. Selalu jaga kebersihan lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, termasuk diare terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Semoga informasi ini membantu para ibu mencegah stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak.
Sehabis acara Rembuk Stunting dilanjutkan dengan Musyawarah Desa (Musdes) dalam rangka penyusunan rencana kerja pembangunan desa RKPDes tahun 2023. Dan Sekaligus membentuk tim 7 selaku Pembina adalah Kepala Desa Talang Tengah 1 Suardi, Tim RKP yang diketuai oleh Ahmadi selaku Sekretaris Desa, Sekretaris Rita, Anggota Hera, Tina, Supriadi, Sutrisno.
Adapun pokok-pokok pikiran dari BPD yakni :
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan BOP 3%, Studi Banding BPD dan Dana Publikasi.
Bidang Pemberdayaan Pelatihan BPD dan Perangkat Desa, Pelatihan Kader PAUD, Pelatihan Remaja Putri, Pelatihan Kader Posyandu dan PKK, Pelatihan Konseling Gizi, Pelatihan Kelembagaan, Pelatihan Pemanfaatan Warga, Pelatihan Hukum.
Bidang Pembangunan Gedung PAUD, Sumur bor 6 unit, drainase depan GSG, Pagar Pekarangan, Bantuan Kolam ikan lele. JUT, lapangan olahraga, gapura desa, lampu jalan tenaga Surya 15 unit, tiang listrik 10 unit, kabel , penyertaan modal, rehap kantor desa, makanan tambahan Balita. Catin, bumil,lansia.
Bidang pembinaan alat prasmanan, tenda/atap, batik seragam BPD, seragam LPM. Seragam Kader Posyandu, dan seragam PKK, seragam adat dan seragam perangkat Syara’, bantuan PKK, bantuan Posyandu, penyertaan modal Bumdes.
Pembacaan do’a oleh pak Imam dan kegiatan yang terakhir yakni penutupan kegiatan yang ditutup secara resmi oleh Camat Pondok Kubang Aminnudin. Kegiatan Rembuk Stunting dan Musdes RKPDes Tahun 2023 ditutup secara resmi.(AE1/adv)